Di Awal September

Tak terasa September kian menyapa. Masih terekam dengan jelas dalam ingatan, enam tahun lalu aku memulai segalanya. Semuanya serba mendadak dan runut-merunut tiada henti. Masuknya aku sebagai mahasiswa UI mengharuskanku mengikuti serangkaian kegiatan mahasiswa baru (maba). Hampir sebulan lamanya, Agustus. Di bulan berikutnya, medan perang yang sesungguhnya pun dimulai: perkuliahan (tanggung jawab utama seorang mahasiswa) . Dan semuanya bermula di awal September.

Aku ingat betul. Minggu pertama di bulan September bertepatan pula dengan bulan Ramadhan, menjadikan hawa-hawa perjuangan semakin kentara. Hari pertama kuliah aku belum mondok. Masih berangkat dari rumah dan terlambat pula di kelas pertama. Rasa takut, malu, dan ragu bercampur jadi satu. Untungnya semua masih bisa aku jalani.

Enam tahun kemudian, statusku sudah berubah. Bukan lagi mahasiswa tapi sudah jadi pegawai swasta, sudah jadi tenaga kerja dalam perekonomian Indonesia.

Kerap terbersit kerinduan akan dunia kuliah yang penuh suka duka serta tantangan tiada batas. Aku ingin merasakannya lagi. Tapi harus bagaimana, sangat tidak mungkin meninggalkan pekerjaanku yang sekarang. Aku masih memiliki ikatan dinas. Lagi pula aku masih ingin belajar banyak tentang dunia perbankan khususnya di aspek manajemen risiko.

Dengan berbagai pertimbangan akhirnya aku putuskan untuk mengambil kursus bahasa asing, yaitu Korea. Maklum belakangan aku sedang menggandrungi genre musik K-Pop. Mungkin dengan mengikuti kelas ini aku bisa menghidupkan kembali semangat muda nan menyenangkan seperti pada saat kuliah.

Sebelumnya aku memang tidak terlalu berminat untuk mengikuti kursus bahasa secara formal. Selain karena biayanya yang mahal, aku tidak suka terikat dengan jadwal dan tempat. Aku lebih suka belajar autodidak secara fleksibel dengan materi yang ku dapat cuma-cuma dari Internet. Cara seperti itu sudah ku coba sejak awal kuliah tapi hasilnya memang belum maksimal karena ketidakmampuanku mendisiplinkan diri. Mungkin satu-satunya jalan ya dengan mengikuti sebuah kelas. Pucuk dicinta ulam tiba. Jujur aku memang sudah merindukan suasana kelas. Dan kesempatan ini seakan menjadi jawaban akan hal itu.

Dari awal September ini hingga Desember nanti, aku akan menjadi siswa lagi. Pendidikan informal kedua yang secara khusus aku ikuti (sebelumnya aku pernah kursus aplikasi perkantoran Ms. Office). Sekadar untuk mengobati kerinduan akan kegiatan belajar mengajar dan menambah ketrampilan berbahasa tentunya. Semoga semua bisa berjalan dengan lancar.

Posting Komentar

0 Komentar