Ubah Paradigma Bekerja

Seseorang kerap terjebak dalam pekerjaan yang sebenarnya kurang atau bahkan tidak disukai sama sekali. Bekerja dilakukan semata-mata dilakukan hanya untuk membebaskan diri dari belenggu pengangguran beserta stigma negatif yang mengelilinginya. Ada pula kaitannya dengan gengsi dan gaya hidup. Hal ini menciptakan paradigma bekerja sebagai sesuatu yang memang harus dilakukan walaupun tidak kita sukai untuk mendapatkan penghasilan agar dapat melakukan apa yang kita sukai.

Tidak ada yang salah dengan paradigma seperti itu, apalagi bagi individu yang cenderung menerima keadaan. Namun, tak sedikit yang akhirnya menyadari bahwa ini adalah paradigma yang salah. Individu tersebut cenderung memandang pekerjaan yang mereka geluti tak ubahnya seperti kerja rodi yang dilakukan dengan penuh keterpaksaan. Cukup ekstrem memang, namun apa dikata tekanan kerja yang berat ditambah kurangnya chemistry dengan pekerjaan membuat batin berkecamuk. Hasrat untuk keluar (resign) pun meledak-ledak.

Pepatah Jawa mengatakan witing tresna jalaran saka kulina. Lama-lama akan cinta karena sering berjumpa. Mungkin dalam pekerjaan hal ini tidak berlaku. Yang ada malah akan semakin muak apalagi jikalau banyak aspek negatif dalam pekerjaan tersebut. Misalnya atasan yang galak dan mau menang sendiri atau sulit beradaptasi dengan lingkungan kerja, ditambah kurangnya apresiasi. Talak tiga bisa menjadi solusi dalam keadaan buruk seperti itu.

Uraian di atas menegaskan bahwa prinsip bekerja adalah melakukan sesuatu yang tidak disukai agar dapat melakukan hal yang disukai sudah tidak dapat dipertahankan. Alih alih, dapat memberikan dampak buruk bagi psikologis pegawai. Keseimbangan antara kerja dan hobi serta pergaulan bisa saja membuat pegawai dapat bertahan. Namun, bagi individu yang memiliki pendirian kuat tidak mungkin lagi kompromi dengan kondisi seperti itu.

Mungkin inilah saatnya untuk mengubah paradigma kerja. Paradigma baru perlu menekankan bahwa pekerjaan haruslah berawal dari sesuatu yang kita sukai atau minati. Jangan sampai penandatanganan kontrak bagaikan akad nikah kawin paksa. Maka dari itu, sebelum melamar pekerjaan  sebaiknya tanyakan kembali ke lubuk hati yang paling dalam apakah pekerjaan tersebut sesuai dengan minat? Jika ya, yakinkan diri untuk melamarnya. Jika tidak, sebaiknya tidak dan coba cari lagi pekerjaan yang lebih selaras dengan renjana kita sebenarnya.

Posting Komentar

0 Komentar