Urban Economics: Desentralisasi, Kota Multisentrik, dan Urban Sprawl

Pada kota yang monosentrik, semua aktvitas terkonsentrasi di pusat kota dan kota pun menjadi semakin penuh sesak. Ini mendorong terjadinya desentralisasi yang kemudian membentuk kota yang multisentrik. Industri manufaktur akan berpindah dari pusat kota ke daerah pinggiran. Hal ini dikarenakan:

  1. Ekspansi perusahaan manufaktur yang membutuhkan lahan yang luas. Di kota monosentrik, sektor jasa juga mengalami ekspansi dan menawarkan sewa lahan yang lebih mahal. Hal ini mendorong berpindahnya industri manufaktur ke pinggiran kota yang kemudian menarik orang-orang untuk ikut berpindah (people follow firm) dan melakukan suburbanisasi (perpindahan penduduk dari pusat kota ke daerah pinggiran).
  2. Perpindahan pelabuhan/bandara ke daerah pinggiran. Jika industri manufaktur tetap berada di pusat kota, maka biaya pengangkutan semakin mahal.
  3. Urban sprawl yang tinggi. Hal ini menyebabkan semakin besar kecenderungan untuk membangun ke samping sehingga membutuhkan lahan yang luas (pemborosan lahan).

Lalu, mengapa perusahaan memilih pindah ke daerah pinggiran?

  1. Harga tanah lebih murah.
  2. Biaya hidup lebih murah (di pusat kota biaya hidup relatif mahal, sehingga perusahaan harus membayar upah lebih mahal).
  3. Pusat kota terlalu crowded sehingga arus orang ke pusat kota terhambat (karena kemacetan) yang menyebabkan turunnya produktivitas.
  4. Mendekati residential area (firm follow people).

Mengapa pula orang memilih pindah ke daerah pinggiran?

  1. Pajak yang mahal di pusat kota.
  2. Tingkat kriminalitas yang tinggi di pusat kota.
  3. Pendidikan berkualitas banyak terletak di daerah pinggiran.

Salah satu pendorong terjadinya desentralisasi dan terbentuknya kota multisentrik adalah tingkat urban sprawl tinggi. Lalu, apa penyebab tingginya urban sprawl?

  1. Biaya transportasi yang underpricing (karena masalah free rider dan eksternalitas negatif).
  2. Adanya subsidi perumahan.
  3. Dibangunnya kota satelit (kota mandiri).
  4. Zoning (kasus Amerika).
  5. Harga bahan bakar kendaraan yang murah.

Konsekuensi positif dari urban sprawl yang tinggi, antara lain: mengurangi kepadatan di pusat kota, meningkatkan kualitas udara di pusat kota. Sedangkan, konsekuensi negatifnya adalah lahan pertanian habis sehingga berimbas pada melemahnya ketahanan pangan nasional.

Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha-usaha untuk mengatasi urban sprawl yang terlalu cepat, antara lain:

  1. mengubah mindset masyarakat,
  2. menaikkan biaya pengangkutan riil,
  3. menerapkan anti-sprawl policies (urban-growth boundaries), misalnya dengan memberlakukan tarif IMB yang mahal.

Posting Komentar

0 Komentar