Tingkatkan Minat Menulis, Buktikan Mahasiswa Mampu Beropini di Koran

Surat-surat kabar, mulai dari yang berskala lokal hingga nasional, merupakan media yang cukup efektif untuk menyalurkan minat menulis mahasiswa. Bahkan, beberapa surat kabar menyediakan rubrik khusus yang memuat tulisan opini mahasiswa terkait isu-isu terkini. Hal ini membuat mahasiswa semakin didorong untuk aktif menyuarakan pendapat mereka tentang berbagai permasalahan krusial yang sedang dihadapi bangsa. Beropini melalui surat kabar bisa menjadi cara alternatif bagi mahasiswa untuk mengkritisi kinerja pemerintah serta memberikan rekomendasi solutif atas permasalahan yang sedang dihadapi bangsa. Bukankah lebih elegan menyuarakan pendapat melalui tulisan di koran dibandingkan dengan aksi unjuk rasa di jalanan?

Akan tetapi, patut disayangkan minat menulis mahasiswa zaman sekarang mulai menipis. Banyak mahasiswa yang tidak percaya diri pada kemampuan menulis mereka. Hal ini pada akhirnya mengdisinsentif mahasiswa untuk menghasilkan tulisan-tulisan berkualitas yang dapat menunjukkan intelektualitas  mereka sebagai mahasiswa. Menulis dianggap sebagai sesuatu yang “menakutkan” dan hanya dapat dilakukan orang-orang tertentu. Sungguh anggapan ini sangatlah keliru, mengingat pada dasarnya semua mahasiswa pasti mampu menulis.

Demikian pula halnya dengan minat menulis mahasiswa di surat kabar. Sebagai contoh, di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, jumlah mahasiswa yang sering menulis opini di surat kabar tergolong sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah mahasiswa secara keseluruhan. Kebanyakan mahasiswa yang sering beropini di koran biasanya merupakan aktivis-aktivis kampus. Lalu, bagaimana dengan mahasiswa-mahasiswa non-aktivis yang notabene jumlahnya lebih banyak daripada mahasiswa aktivis? Mahasiswa non-aktivis inilah yang kurang memiliki minat untuk beropini di surat kabar. Kebanyakan dari mereka sebetulnya memiliki keinginan untuk menulis dan beropini di surat kabar, namun kurangnya kepercayaan diri akan kemampuan menulis membuat mereka enggan melakukannya.

Untuk membangun rasa percaya diri mahasiswa, perlu ditanamkan keyakinan bahwa semua mahasiswa mampu menulis dan beropini di surat kabar. Ini memang benar adanya. Menulis atau beropini bukanlah hal teknis yang rumit dan sulit dilakukan banyak orang. Menulis merupakan bentuk lain dari komunikasi dan penyampaian informasi sama halnya dengan berbicara. Itu berarti bahwa menulis sebenarnya sama mudahnya dengan berbicara, dan semua orang mampu melakukannya. Tanpa disadari, menulis dan beropini sebenarnya telah sering dilakukan mahasiswa melalui situs jejaring sosial “Facebook” ataupun situs microblogging “Twitter”. Maka dari itu, menulis dan beropini sebenarnya mampu dilakukan mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari secara alamiah.

Lebih lanjut, mahasiswa sebenarnya sudah memiliki modal untuk bisa menulis opini di surat kabar. Modal tersebut adalah kemampuan menulis dan beropini yang akan terus mengalami peningkatan seiring waktu berjalan. Kemampuan menulis seorang mahasiswa akan semakin terasah seiring proses pendidikan formal yang dijalaninya. Pelajaran Bahasa Indonesia tentu telah dipelajari semua mahasiswa sejak duduk di bangku sekolah dasar, jadi tidak ada alasan bagi mahasiswa untuk tidak mengerti aturan tata bahasa dan penulisan yang baik dan benar sehingga membuat mereka tidak menulis. Demikian pula halnya dengan beropini, mahasiswa akan memiliki kemampuan beropini yang semakin kritis setelah mempelajari segenap teori dan perangkat analisis dari bangku kuliah. Secara otomatis, mahasiswa mampu mengeluarkan opini terkait masalah atau isu yang berkaitan dengan bidang yang dipelajarinya di perguruan tinggi. Misalnya, seorang mahasiswa ilmu ekonomi bisa dengan mudah mengkritisi berbagai kebijakan ekonomi yang ditetapkan pemerintah karena telah diperkaya dengan berbagai teori, perangkat analisis, dan studi kasus dari berbagai mata kuliah ekonomi.

Kesimpulannya, meningkatkan minat menulis mahasiswa merupakan kunci utama untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam menyuarakan opininya di surat kabar. Semua itu bisa dimulai dengan hal-hal sederhana yang dapat dilakukan mahasiswa untuk mengasah kemampuan menulis mereka. Misalnya saja, dengan menulis di blog dan media online lainnya. Minat untuk menulis juga dapat dibangun dengan banyak membaca. Melalui membaca, wawasan mahasiswa terkait suatu isu atau permasalahan akan semakin bertambah. Hal ini bisa menjadi landasan yang kuat bagi mahasiswa dalam beropini.

Posting Komentar

1 Komentar