Kebiasaan Mahasiswa Mengobrol Saat Kuliah

Entah mengapa, terkadang ku merasa dunia tidak adil padaku. Di kelas, kerapkali aku dimarahi oleh dosen karena mengobrol. Bahkan, pernah pula aku disemprot dosen hanya karena tersenyum atau berbisik. Huh, benar-benar menyebalkan! Padahal, yang mengobrol kan bukan hanya aku? Hampir semua orang mengobrol di kelas, apalagi kalau kelasnya membosankan atau durasinya terlalu lama. Lalu, mengapa hanya aku yang dimarahi?

Kalau ada mahasiswa yang mengobrol di kelas, seharusnya dosen juga introspeksi diri. Apakah ada yang salah pada cara mengajar dosen di kelas? Apakah ada suatu kekurangan dalam diri dosen yang menyebabkan kelas berjalan monoton dan membosankan? Mungkin terlalu bertele-tele, terlalu lambat, terlalu bikin ngantuk, atau terlalu membosankan? Mungkin juga karena dosen menerapkan sistem pengajaran ‘student-centered learning’ atau akrab disingkat SCL.

Berdasarkan pengalaman, saat mengikuti kelas yang menerapkan SCL (di mana dosen hanya bertindak sebagai fasilitator dan mahasiswa berperan aktif melakukan pembelajaran dengan cara mempresentasikan materi yang telah ia pelajari di depan kelas), mahasiswa seperti saya cenderung cepat merasa bosan karena mereka malas memperhatikan mahasiswa lain yang melakukan presentasi dan lebih asyik bercengkerama dengan teman sekelompoknya. Untungnya, tidak semua dosen suka menerapkan SCL. Bahkan, beberapa dosen menganggap sistem ini tidaklah efektif dan ketinggalan zaman. Wow!

Cara mengajar dosen yang membosankan dan terlalu bertele-tele (tidak to-the-point) juga menjadi salah satu faktor yang memicu mahasiswa untuk mengobrol. Mereka malas mengikuti kuliah yang disampaikan, walhasil mereka akhirnya mengobrol saja. Bisa jadi, mereka mengobrol guna menghilangkan kantuk atau sekedar mengomentari gaya mengajar dosen yang aneh dan bikin penat.

Jangan salah, dosen yang menyenangkan, yang gemar melempar plesetan, lelucon, ataupun anekdot konyol juga bisa menciptakan suasana kelas yang tidak kondusif. Hal ini pada akhirnya memicu mahasiswa-mahasiswa mengobrol tanpa beban. Setelah tertawa mendengarkan humor yang dilemparkan dosen, mahasiswa cenderung akan terus memperbincangkan humor sang dosen dengan teman di sekitarnya.

Mahasiswa akan cenderung mengurangi frekuensi percakapan atau bahkan tidak mengobrol sama sekali, saat mengikuti kuliah dosen yang disampaikan dengan ringkas, padat, dan jelas. Durasi kuliahnya pun tidak kelamaan. Kuliah seperti itu membuat mahasiswa benar-benar terfokus pada perkuliahan. Materi perkuliahan yang disampaikan secara esensial akan membuat mahasiswa terpaku perhatiannya pada sang dosen seraya tak berhenti menggerakkan penanya mencatat materi yang disampaikan.

Demikian, penjelasan saya mengenai kebiasaan mahasiswa mengobrol di kelas. Mohon maaf apabila ada kata-kata yang tidak berkenan. Saya tidak bermaksud menyinggung siapapun di sini karena saya adalah tipikal mahasiswa yang sangat menghormati dosennya. Salam hormat saya!

Posting Komentar

0 Komentar